Penelitian Bekam di Inggris II

Penelitian Bekam di Inggris I
03/20/2012
Penelitian Bekam di Inggris III
03/20/2012

Penelitian Pengaruh Terapi Bekam untuk Penanganan Nyeri Lutut Anterior (Bagian Depan) dan potensi peranannya dalam Promosi Kesehatan

Diterjemahkan oleh dr. Abu Hana http://kaahil.wordpress.com

Dari artikel :
Kaleem Ullah, Ahmed Younis & Mohamed Wali: An investigation into the effect of Cupping Therapy as a treatment for Anterior Knee Pain and its potential role in Health Promotion.: The Internet Journal of Alternative Medicine. 2007; Volume 4, Number 1.

Kaleem Ullah, MSc Physiotherapy, University of East Anglia UK
Ahmed Younis, Principal Lecturer St Georges University of London UK
Mohamed Wali, St Georges University of London UK

Nyeri Lutut Anterior dan Terapi Bekam
Sebagaimana diketahui bahwa cedera lutut merupakan cedera serius yang paling sering terjadi selama kegiatan olahraga (Johnson, 2005). Potensi Terapi Bekam untuk penanganan nyeri lutut anterior dan dihubungkan dengan tingkat morbiditas terkait haruslah dilakukan penelitian, dikarenakan seperti yang disebutkan sebelumnya memiliki implikasi dalam cost dan kesehatan yang memang menjanjikan. Diharapkan bahwa Terapi Bekam disarankan secara medis dan fisioterapi untuk penanganan Nyeri lutut anterior akan bekerja dengan baik sebagaimana penelitian yang menunjukkan bahwa penanganan konvensional untuk Nyeri Lutut Anterior (AKP) efektif dalam mengurangi tingkat keparahan AKP dan juga memiliki manfaat pada kenyamanan individu(Clark dkk., 2000).

Terapi Bekam dan etnis penduduk minoritas
Populasi penduduk Inggris sangatlah beragam; jumlah orang yang diklasifikasikan sebagai etnis minoritas mengalami peningkatan, (Commission for Racial Equality 1999). Hal ini juga menunjukan bahwa penggunaan layanan kesehatan oleh penduduk etnis tidak proporsional dengan yang untuk penduduk Kaukasia di Inggris (Crespo dkk., 2000) dan juga inaktivitas fisik lebih banyak di kalangan etnis minoritas dibandingkan Kaukasia, (King et al 2000). Oleh karena itu tindakan seperti Terapi Bekam dapat membantu mengisi gap itu sama halnya Akupunktur dengan masyarakat Timur Jauh.

Kontra-indikasi dan Kehati-hatian Terapi
CTerapi Bekam tidak memiliki efek samping yang berarti, hanya berupa ketidaknyamanan minimal akibat sedikit intervensi pada kulit pasien. Dalam kasus di mana pasien memiliki ambang batas nyeri yang rendah, dapat diberikan pembiusan lokal. Begitu juga efek samping ringan lainnya yang mungkin terjadi adalah rasa sedikit berkunang-kunang setelah Terapi Bekam, sekali lagi ini adalah mirip seperti setelah pengambilan darah oleh dokter, pada saat bekam darah terdorong mengalir ke daerah yang dibekam (hiperemis ), beberapa kadang merasa hangat dan lebih panas sebagai akibat dari pelebaran pembuluh darah/vasodilatasi dan sedikit berkeringat mungkin terjadi. Sekali lagi ini dapat dijelaskan secara ilmiah dan rasional, tidak  ada alasan yang memicu kekhawatiran.

Wanita hamil atau sedang menstruasi, pasien kanker (metastasis) dan pasien dengan patah tulang atau spasme otot dikontraindikasikan untuk penelitian ini. Demikian juga, Terapi Bekam tidak dapat diterapkan di daerah DVT, di mana terdapat ulkus, arteri atau tempat di mana denyutan pembuluh darah dapat dirasakan (Chirali, 1999).

Tujuan penelitian
* Mengevaluasi pengaruh Terapi Bekam pada Nyeri Lutut Anterior (AKP), Rentang pergerakannya dan dampak terhadap kualitas hidup dan kenyamanan.

Pengujian hipotesa
* Terapi Bekam tidak berpengaruh pada persepsi nyeri lutut, Rentang pergerakan dan kenyamanan.

Metodologi dan desain penelitian
Metode penelitian ini adalah suatu survey eksperimental dengan menggunakan metodologi percobaan klinis dan kuesioner.  Follow up dilakukan selama 3 minggu untuk mengetahui pengaruh jangka panjang efek terapi dengan menggunakan penilaian obyektif maupun subyektif.  Pengukuran Subyek penelitian diambil sebelum dan sesudah tes.

Penelitian ini dirancang setelah dilakukan tinjauan pustaka yang intensif, diskusi dengan praktisi bekam, pengamatan teknik aplikasi di lapangan, dan diskusi serta komunikasi dengan para praktisi dan pusat-pusat yang terlibat dalam praktek bekam (terutama di Timur Tengah). Setelah itu, prosedur untuk aplikasi bekam pada penelitian ini ditentukan(lihat prosedur aplikasi bekam).

Lembar penilaian (lihat Lampiran 1) dirancang untuk memasukkan data informasi pasien, riwayat medis terdahulu dan sekarang, pengukuran tanda-tanda vital (detak nadi, tekanan darah dan saturasi O2 hanya untuk tujuan monitoring). Semua pengukuran dan pertanyaan dilakukan oleh peneliti yang sama sebelum dan setelah bekam untuk meningkatkan validitas dan kehandalan (reliabilitas).

Outcome pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Analog Sakit Visual (Pain VAS), Skala Analog Kenyamanan Visual (Well Being VAS) dan Rerata Pergerakan sendi,  baik Rerata Pergerakan Aktif (AROM) dan Rerata Pergerakan Pasif (PROM). Variabel independen dalam penelitian ini adalah Terapi Bekam, dimana semua peserta penelitian mendapatkannya. Variabel Independen yang diukur adalah Skala Sakit dan Kenyamanan VAS serta Rerata Pergerakan lutut baik yang aktif maupun pasif.  Peserta juga ditanya mengenai pendapat mereka tentang bekam, kesehatan umum serta kualitas hidup melalui kuesioner. Kuesioner dirancang secara hati-hati dengan mengintegrasikan serangkaian pendekatan kualitatif generik seperti kuesioner Kualitas Hidup World Health Organization (WHOQOL-100), EuroQol-5D (EQ-5D) dan the 15D Health Related Quality of Life (15D);  dengan tujuan untuk memperoleh kuesioner yang khusus untuk Terapi Bekam. Sebelum dilakukan penelitian utama, kuesioner telah berhasil diuji dalam dua pilot studi.

Populasi dan sampel penelitian
Target populasi untuk penelitian ini adalah masyarakat umum dominan di wilayah London dan yang saat ini tidak memiliki afiliasi terhadap model bentuk tehnik kesehatan apapun. Subyek penelitian direkrut dengan memanfaatkan berbagai teknik periklanan termasuk iklan di sebuah stasiun radio nasional (Spektrum Radio AM 558), sistem email universitas, dan acara TV dokumenter kesehatan di saluran satelit ANN(Arab News Network).

Kriteria inklusif :
Subyek dengan masalah lutut dan berusia antara 20-80 tahun. Subyek yang sebelumnya tidak pernah dibekam di lutut atau di bagian tubuh lainnya selama enam bulan sebelum penelitian ini.

Kriteria eksklusif (pengecualian):
Bayi
Subyek yang menderita masalah jantung serius atau penyakit yang menyebabkan individu rentan mengalami pendarahan.
Ibu hamil
Pasien Kanker
Subyek dengan fraktur/patah tulang atau spasme otot di daerah lutut.

Instrumentasi
Menggunakan peralatan dasar untuk terapi bekam termasuk sedotan pompa tangan, kop plastik ukuran yang sama dan peralatan antiseptik.

Etika pertimbangan penelitian
Peserta penelitian diberi lembar informasi yang menjelaskan secara detail prosedur penelitian, pemahaman subjek terhadap penelitian dipertimbangkan dan formulir izin/kesediaan untuk ikut penelitian diberikan sebelum penelitian dimulai. Subyek diizinkan kapanpun juga untuk menarik diri dari penelitian, atau ingin melanjutkan penelitian dan mendapatkan penjelasan/keterangan lanjut juga diperbolehkan untuk melakukannya. Persetujuan Etika diminta dari Komite Penelitian Kings College.

Prosedur penelitian
Prosedur yang digunakan adalah sebagai berikut:
Sebelum aplikasi terapi dimulai, kami memastikan bahwa:
Subyek telah memenuhi prasyarat bekam (criteria inklusif).
Kontra-indikasi telah dieliminasi
Peralatan tersebut telah steril
Subyek diingatkan dan dipahamkan kembali mengenai efek samping ringan yang akan muncul
Tekanan darah, detak nadi dan saturasi O2 diukur dalam posisi duduk, kemudian subyek ditanya untuk mengidentifikasi tingkat rasa nyeri mereka menggunakan skala analog visual dalam bahasa Inggris (dan juga disediakan dalam terjemahan bahasa Arab, lihat Lampiran 1) . Tanda-tanda vital yang diambil digunakan hanya untuk memantau kondisi subjek secara umum.
Pengamatan lutut dilakukan untuk mengetahui setiap abnormalitas, kemudian rerata pergerakan lutut diukur pada posisi terlentang oleh peneliti yang sama.
Subyek diwawancarai oleh peneliti yang sama.
Bekam dilakukan di lutut (sebelah lateral dari tendon otot quadriceps) menggunakan pisau bedah agar steril dan dapat mengontrol kedalaman dan lebar sayatan. Gelas kop digunakan pada daerah perlakuan dan darah dengan hati-hati dibuang sebanyak tiga kali. Daerah yang telah dibekam kemudian dikelola sesuai dengan prosedur dasar manajemen luka (yaitu antiseptik dan perban).
Semua pengukuran (tekanan darah, detak nadi dan saturasi O2, termasuk rerata pergerakan lutut serta skala sakit dan kenyamanan) diulang oleh peneliti yang sama segera setelah bekam dan kemudian satu, dua dan tiga minggu setelah bekam.

Analisis data
Data tersebut dianalisis menggunakan analisis deskriptif dalam bentuk minimum, maksimum, rerata, dan Standar Deviasi (SD). Uji pasangan sampel t-test digunakan untuk menentukan perbedaan diantara subyek penelitian sebelum dan setelah bekam.

Tingkat signifikansi penelitian ini ditetapkan pada 5%. Semua analisis data menggunakan Statistical Package for Social Sciences (SPSS) v.12 untuk Windows. (Bersambung ke bagian 3)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *