Kelor Saran Solusi untuk Kasus Gizi Buruk di Asmat
Indonesia dikenal sebagai negeri kepulauan yang demikian luas, lengkap dengan anugerah keindahan alam, keramahan masyarakatnya serta anugerah kekayaan hayati baik flora maupun fauna yang membuat kita bahagia dan senantiasa bersyukur ke hadirat Ilahi Rabbi.
Namun dibalik itu semua, negeri ini pun memiliki kekurangan. Dengan wilayah yang sangat luas, membentang dari ujung timur Papua hingga Aceh, membuat banyak program pemerintah mengalami kendala dalam pelaksanaannya. Medan yang penuh tantangan di berbagai pelosok negeri membuat pemerintah juga TNI Polri perlu berjuang ekstra untuk dapat mengakses semua warga yang menjadi tanggung jawabnya.
Menjawab semua itu, kiranya kita sebagai masyarakat (khususnya rekan-rekan yang punya kemampuan di Bidang Kesehatan), dapat turut andil memberikan sumbangsih terbaik walaupun itu tampak kecil buat kita. Sumbangsih apa sih yang dapat kita berikan :
Di sisi lain, isu terbesar kita saat ini adalah kejadian KLB campak dan kurang gizi yang terjadi di Asmat, Papua. Sungguh memprihatinkan sekaligus mengusik rasa kemanusiaan dan nasionalisme. Semoga Allah subhanahu wata’ala segera mengangkat musibah tersebut dari sana.
Sebagai bagian dari praktisi kesehatan tradisional melihat bahwa begitu banyak jumlah pesakit dari kalangan anak-anak maupun orang dewasa lebih disebabkan kepada kurang terpenuhinya gizi masyarakat. Sebuah kondisi yang sudah terjadi sejak lama.
Apa penyebabnya? Tentu sangat banyak. Informasi salah seorang kawan menyebutkan kalau masalah gizi buruk sudah lama terjadi, masyarakat pedalaman pola hidupnya food gathering (mengandalkan alam) berbeda dengan pendatang dan pribumi yang dekat dengan pendatang. Mereka sudah mengolah tanah untuk menanam aneka tanaman. Kapolda Papua Irjen Pol Boy Rafli Amar beberapa waktu yang lalu sempat menyampaikan kalau ada tiga penyebab kejadian gizi buruk di Asmat yaitu :
1. Akses tempat tinggal yang jauh diperburuk dengan cuaca yang menyebabkan terganggunya aliran sungai sebagai sarana transportasi,
2. Kurangnya persediaan obat, serta
3. Kekurangan tenaga medis.
Yang paling ringkas dan memungkinkan untuk membantu kesulitan meraka dalam pemenuhan gizi adalah dengan memberikan bantuan makanan yang mendekati gaya dan pola makan mereka. Salah satu bahan alam yang mudah dan banyak digunakan untuk mengatasi masalah kurang gizi adalah daun Kelor yang sudah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat luas di daerah lain untuk kasus serupa. Ya.. insya Allah, daun kelor dapat menjadi salah satu terobosan untuk mengatasi masalah ini sambil memikirkan solusi jangka panjang.
Untuk saat ini, sebagai langkah awal tentu yang diperlukan adalah daun kelor dalam bentuk yang sudah siap santap atau saji. Bisa yang berupa produk olahan daun kelor seperti biskuit atau sereal kelor yang di insya Allah disukai anak-anak atau bentuk lainnya. Atau, dapat juga berupa serbuk kelor yang penggunaanya dengan dicampurkan ke dalam menu makanan meraka.
Namun demikian, untuk menerapkan saran solusi di atas perlu perjuangan agar masyarakat di sana bisa menerima kelor sebagai menu tambahan dalam makanan baru mereka. Aksi ini bisa dilakukan secara bersamaan dengan kegiatan pemerintah yang sudah dijalankan bersama TNI dan Polri. Semoga saja dapat bermanfaat dalam mengatasi permasalahan yang ada.
Ke depan, perlu ada riset dari pihak yang kompeten tentang bahan alam (hasil bumi) apa yang ada disekitar lokasi yang dapat digunakan sebagai asupan gizi yang berkualitas. Selain itu edukasi yang terus menerus hingga masyarakat di sana dapat lebih baik dan mandiri dalam mencukupi kebutuhan gizi dan kesehatan dasar mereka.
Alam kita, sebagai ciptaan Allah subhanahu wa ta’ala telah memberikan banyak kepada kita, baik hasil bumi dari daratan, maupun lautan, ini perlu untuk selalu kita syukuri. Salah satunya dengan memanfaatkan apa yang ada sambil terus mengembangkannya untuk maslahat yang lebih luas. Semoga bermanfaat.