Jelang MEA I Pelatihan Pengelola Lembaga Pendidikan Informal Ditingkatkan
Pemerintah akan memperkuat keberadaan lembaga pendidikan informal untuk meningkatkan kesiapan tenaga kerja Indonesia menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Pendidikan informal diperhitungkan sebagai solusi cepat yang akan secara signifikan mendongkrak kompetensi tenaga kerja Indonesia.
MEA sudah di depan mata, Indonesia sebagai negara aggota ASEAN juga akan ikut ambil bagian dari era yang mulai diberlakukan 2016 tersebut. Namun sayangnya, Indonesia masih dihadapkan pada tantangan rendahnya kesiapan dan daya saing Sumber Daya Manusia (SDM) untuk menghadapi MEA tersebut.
Untuk itulah, diperlukan solusi cepat agar dapat mendongkrak daya saing tenaga kerja dalam negeri. “Untuk menjawab tantangan itu tidak bisa hanya lewat pendidikan formal, karena banyak keterbatasan. Tapi dilapangan, dibutuhkan solusi yang cepat. Oleh karenanya pendidikan informal seperti kursus dan pelatihan sangat menarik untuk didorong,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Rasyid Baswedan, saat membuka Seminar Nasional Gerakan Indonesia Kompeten di Bandung, Jumat (20/15).
Anies memaparkan, dari 125 juta angkatan kerja di Indonesia, sebanyak 70 persen diantaranya masih lulusan jenjang pendidikan dasar. Untuk itu, bekal pendidikan formal yang masih rendah itu harus didongkrak daya jualnya dengan kompetensi dan keterampilan lain yang bisa didapat dari pendidikan informal.
“Secara nyata, melalui kegiatan kursus dan pelatihan bisa menjadi solusi jangka pendek sebagai langkah antisipasi. Ini tantangan baru bagi kita,” ujar Rektor Universitas Paramadina ini.
Untuk membangun kompetensi tersebut, kata Anies, pemerintah harus memiliki pola dan kebijakan yang bermutu. Negara dalam hal ini harus mampu memfasilitasi masyarakatnya yang ingin meningkatkan kompetensi.
“Untuk usia bangsa, lima tahun merupakan waktu yang sangat sebentar. Oleh karena itu, dalama masa transisi ini kita tidak boleh salah langkah,” ungkapnya.
Anies menegaskan, apapun modal pendidikan formal dan profesi yang digeluti tenaga kerja Indonesia, haru diikuti dengan kompetensi dan kinerja yang tinggi. “Yang penting kita dorong adalah kesadaran kompetensi dan kinerja. Profesi boleh apa saja, tapi standar harus sama-sama tinggi. Pemerintah harus melihat ikhtiar untuk menaikkan standar,” jelasnya.
Tingkatkan Pelatihan
Dijen Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (Dirjen PAUDNI-Dikmas) Kemdikbud, Harris Iskandar mengatakan bahwa penguatan pendidikan informal akan dilakukan dengan memberikan pelatihan bagi para pengelola lembaga pendidikan informal.
Pelatihan dalam bentuk seminar nasional bertemakan Gerakan Indonesia Kompeten Strategi Menghadapi Persaingan MEA itu diikuti 250 orang dari lembaga kursus dan pelatihan di seluruh Indonesia. “Acara ini berlangsung dari 19-21 November 2015,” jelas Harris.
Acara ini fokus pada tiga bidang, yakni industri otomotif, kelautan, dan pariwisata. Ketiga bidang ini dipilih karena menjadi tulang punggung industri dan industrialisasi Indonesia. “Ketiga bidang ini berperan penting dari sisi kontribusi pajak, dan penyerapan tenaga kerja,” jelasnya.
Begitu juga dengan bidang kemaritiman atau kelautan, dibutuhkan pengelolaan yang tepat agar dapat berkontribusi besar bagi negara.
Dibidang pariwisata, mengalami pertumbuhan pesat dalam rentang waktu delapan tahun terakhir. Pertumbuhan pariwisata tertinggi di dunia berada di Asia Tenggara. Sumber: koran-jakarta.com