Akupunktur tanpa Gunakan Jarum, Terus Dikaji secara Ilmiah
PENGOBATAN China atau yang dikenal dengan Therapy Chinese Medicine (TCM) saat ini sepertinya memasuki babak baru. Setelah akupuntur dan moksibusi, baru-baru ini diperkenalkan, teknik chuzhen.
AKUPUNTUR, moksibusi, dan chuzhen memiliki kesamaan. Yaitu mengobati pasien pada bagian titik-titik tertentu pada tubuh. Moksibusi sedikit berbeda, yaitu dengan pengasapan pada titik-titik yang baru saja mendapatkan suntikan jarum akupuntur.
Tujuannya tetap sama. Yaitu melancarkan peredaran darah di dalam tubuh dan menormalkan sirkulasi darah ke seluruh tubuh. Belakangan, muncul sebuah teknik baru dalam pengobatan alternatif ala Tiongkok yang diberi nama chuzhen.
Sampai saat ini pun, belum banyak praktisi TCM yang menggunakan teknik ini sebagai bagian dari pengobatan. Padahal, metode pengobatan ini sudah dikenal masyarakat Tiongkok sejak era 1970-1980an. “Tapi di Indonesia, belum banyak yang mengenal teknik pengobatan ini,” tutur Wiryawan Kwok, praktisi akupuntur yang mulai belajar chuzhen.
Chuzhen sendiri, katanya lagi, masih menjadi sebuah nama yang asing sekali pun bagi mereka yang berkecimpung di bidang pengobatan TCM. “Hal ini bukan merupakan sesuatu yang aneh. Karena chuzhen merupakan bidang khusus dari ilmu akupuntur-moksibusi dan tuina yang baru dikaji dan dikembangkan secara ilmiah beberapa dasawarsa di Tiongkok,” paparnya.
Tubuh manusia, jelasnya, menurut ilmu TCM merupakan sebuah kesatuan yang bersifat holistik. Pengobatan penyakit atau pemeliharaan kesehatan tubuh manusia, dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain dari bagian luar tubuh manusia dan dari bagian dalam tubuh manusia.
Dia juga menjelaskan, bahwa teknik Chuzhen adalah teknik pengobatan tanpa menggunakan jarum, kebalikan dari teknik akupuntur yang menggunakan jarum.
“Teknik ini sudah ada di negeri tirai bambu, sejak 300-400 tahun yang lalu, namun memang tidak cukup populer. Sebab pengetahuan akan teknik ini hanya diajarkan secara turun temurun di dalam keluarga. Namun, belakangan ini khususnya beberapa dasawarsa terakhir, teknik Chuzhen sudah disosialisasikan lebih luas kepada masyarakat,” ulasnya.
Ada empat alat utama dalam chuzhen yakni, qiyao hunyuan chu (chuzhen 7 sinar), Wuxing santai chu (chuzhen 5 bintang dan 3 bilah), Jing ang chu (chuzhen Intan), dan Ku xing bi (Chuzhen Pena). Menariknya lagi, teknik ini diyakini tidak tercantum dalam buku klasik tentang akupuntur, tapi teorinya berlandaskan pada ilmu akupuntur.
Hal senada juga diungkapkan Prof. Luo Rong dari Cheng Du University of TCM China, saat berkunjung ke Jakarta. Chuzhen, terangnya, adalah salah satu dari metode penyembuhan atau pemeliharaan kesehatan yang menggunakan cara pertama yakni dari bagian luar tubuh manusia.
“Peralatan yang durable, mudah dibawa kemana pun, metode terapinya tidak memerlukan tempat khusus, sangat sesuai untuk pelayanan pengobatan dan kesehatan bagi masyarakat luas. Termasuk untuk pelayanan di daerah terpencil,” terangnya.
Makanya, dia melihat teknik pengobatan chuzhen sangat berguna untuk mengobati masyarakat. Indonesia sebagai negara kepulauan, sambungnya, akan membutuhkan tenaga medis TCM semacam itu di klinik-klinik kesehatan.
Di Tiongkok, metode chuzhen telah terbukti secara eksperimental maupun klinis aman dan efektif, dan telah memiliki prosedur tetap yang berlaku secara nasional di negeri tirai bambu itu. Masih menurut Luo, bahwa teknik chuzhen dapat dikatakan sebagai sebuah teknik yang berbasis bukti atau evidence based.
Salah seorang ahli TCM Indonesia yang mengembangkan dan menyebarluaskan chuzhen adalah dr. Willie Japaries, MARS. Dokter lulusan Kedokteran Umum Universitas Indonesia saat ini menjabat Ketua Lembaga Sertifikasi dan Kompetensi (LSK) Sinshe Indonesia. Melalui beliau masyarakat khususnya para terapis diajak untuk memperkaya ilmu dan keterampilannya dengan chuzhen.
Bagi beliau, chuzhen merupakan salah satu teknik terapi kuno yang masih belum dikenal luas, namun sebenarnya mudah dan aman untuk diterapkan serta memiliki manfaat yang luar biasa. Selain itu manfaat chuzhen terus digali oleh banyak ahli TCM dunia. (Sumber jpnn.com dengan sedikit penambahan)