Apakah Anda pernah mendengar terapi pengobatan bekam? Awalnya terapi pengobatan dengan teknik mengeluarkan darah kotor itu populer di negara Arab, namun kini semakin banyak dipraktekkan di Indonesia. Bekam atau Hijamah merupakan pengobatan cara Nabi (Thibbun Nabawi) yang tujuannya insya Allah untuk kesembuhan dan kesehatan, serta pahala karena bekam merupakan pengobatan yang dianjurkan dan dilakukan oleh Rasululloh.
Terapis Thibun Nabawi, Warsono mengatakan pengobatan yang utama sesungguhnya adalah dengan mencontoh cara nabi yakni dengan bekam, kurma, jintan hitam (Habbatussauda), madu dan minyak zaitun. “Sebenarnya yang utama itu cara Nabi, salah satunya dengan bekam. Jika tidak sembuh maka alternatifnya baru dengan obat kimia,” ungkapnya pada Republika Online (ROL) di Pondok Gede, Jakarta, akhir pekan lalu.
Dirinya menyebutkan beberapa hadis tentang pengobatan yang memiliki keutamaan. Antara lain Hadis yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari yang bunyinya, “Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berbekam pada bagian kepalanya dalam keadaan beliau sebagai muhrim (orang yang berihram) karena sakit pada sebagian kepalanya”.
Salah seorang yang melakukan terapi bekam, Edi (47) mengatakan, badannya terasa lebih ringan dan sehat setelah melakukan terapi bekam. Saat itu ROL berkesempatan melihat proses bekam pada Edi. Dia tidak terlihat kesakitan meski tubuhnya ditusuk jarum hingga bagian tersebut dikop untuk mengeluarkan darah. Edi tampak tertelungkup santai sambil bibirnya tak berhenti berdzikir. Meski ditusuk dan mengeluarkan darah, bekam memang tidak terasa sakit karena kulit yang ditusuk hanya pada lapisan dermis atau kulit jangat.
Hal serupa juga dirasakan oleh Warga Jatisari, Pondok Gede, Karminto. Setelah melakukan bekam keluhan kesemutan, masuk angin dan berat pada panggul begitu saja hilang. Dia mengaku tidak merasa sakit dan khawatir berefek negatif. “Saya tidak kuatir dengan bekam karena memang tidak sakit dan berefek buruk,” katanya.
Proses Bekam
Pengambilan darah dilakukan menggunakan alat berbentuk mangkuk (cupping set) yang ditempelkan pada kulit. Setelah kulit bersih, mangkuk bekam ditaruh dan dipompa untuk mengosongkan udara di dalamnya. Pemompaan dilakukan sesuai daya tahan pasien. Di sini pasien akan merasa sedikit pegal dan kulit pun berwarna merah kehitaman. Setelah kira-kira 10 menit, mangkuk dilepas dan kulit akan terasa menebal.
Tepat di atas kulit yang menebal dilakukan penusukan menggunakan jarum dan tusukan berkali-kali ini tidak keras.
Selanjutnya, mangkuk kembali ditempelkan dan dipompa. Tindakan inilah yang membuat darah keluar seperti merembes. Perlahan-lahan darah semakin banyak, bahkan menggenang di dalam mangkuk. Dalam bekam, inilah yang dimaksud “darah kotor”. Dalam konsep bekam, darah kotor adalah darah yang tidak berfungsi lagi, sehingga tidak diperlukan tubuh dan harus dibuang.
Proses pengisapan darah berlangsung tak lebih dari 10 menit. Setiap kali terapi bekam dijalankan, biasanya dilakukan dua sampai tiga kali pengisapan darah, tergantung pada jenis keluhan serta volume darah yang keluar. Jika darah hanya keluar seperempat mangkuk setiap kali bekam, pengulangannya lebih sering dibandingkan dengan pasien yang darahnya keluar lebih banyak.
Terapi yang dalam bahasa Arab disebut hijamah ini telah disesuaikan dengan sunah Nabi Muhammad. Tak heran, para terapis umumnya berasal dari pondok-pondok pesantren.
Terapis bekam, Ahmad Fadholi melakukan bekam tentunya dengan cara Islami, namun ia juga mempraktekan apa yang dia yakini dan terbukti manfaatnya seperti mengkombinasikan pijat refleksi pada pasien bekam. “Bekam yang saya kombinasikan dengan pijat refleksi, Alhamdulillah terasa lebih efektif pada pasien,” kata Ahmad.
Seperti akupuntur, Ahmad menjelaskan bekam mengenal lebih dari 350 titik di seluruh tubuh. Namun, dalam praktik Ahmad mengutamakan pada titik-titik sumber penyakit seperti anjuran Nabi Muhammad, yang terletak di seputar kepala, leher, pinggang, dada, dan kaki. Dari situ terdapat tiga titik utama yaitu ummu mughits dan dua titik qumahduah.
Titik Ummu mughits yang berada di atas kepala merupakan titik utama bekam, yang sekaligus merupakan pertemuan ratusan titik dari seluruh tubuh.
Lewat titik itu saja bisa disembuhkan bermacam penyakit pada bagian atas tubuh, seperti vertigo, polip, gangguan saraf telinga, penyakit kulit, depresi, sampai gangguan ilmu hitam atau sihir.
Sedangkan qumahduah terletak di leher bagian belakang, tepatnya antara rambut dan cuping telinga, baik kanan maupun kiri. Kedua titik tersebut yang selalu digunakan dalam sebuah terapi, ditambah sejumlah titik-titik lain sesuai keluhan pasien.
Seusai dibekam, seseorang dianjurkan meminum minuman hangat, misalnya jintan hitam atau madu. Ahmad biasa menyuguhi pasiennya dengan air jahe hangat yang ditambah madu. Sebelum dibekam, pasien juga disarankan untuk berpuasa beberapa jam.
Ada banyak manfaat bekam, antara lain melancarkan peredaran darah, meringankan badan. Mengobati masuk angin, darah tinggi, kolesterol, stroke, jantung, asam urat, sakit pinggang, liver, gatal-gatal, migrain, sakit kepala, sakit mata, impotensi, sinusitis, jerawat, ambeien, maag, meningkatkan daya ingat, kecerdasan dan memperbaiki sistem imunitas.
Selain penyakit tersebut bekam bermanfaat bagi penyakit psikis seperti sulit tidur atau insomnia, stres, sering mimpi buruk, sering kesurupan, trauma dan rasa takut yang berlebihan. (cr1/ri) ROL